Optimalisasi ergonomi untuk mencegah work-related musculoskeletal disorders pada tenaga kesehatan

Optimalisasi ergonomi untuk mencegah work-related musculoskeletal disorders pada tenaga kesehatan

Orasi Ilmiah Guru Besar Universitas Sam Ratulangi

Optimalisasi ergonomi untuk mencegah work-related musculoskeletal disorders pada tenaga kesehatan

Prof. dr. Diana Vanda D. Doda, MOHS, PhD

Gangguan muskuloskeletal akibat kerja atau Work-related Musculoskeletal Disorders (WR-MSDs) adalah masalah kesehatan global yang memengaruhi tenaga kerja, termasuk tenaga kesehatan. Gangguan ini dapat menimbulkan dampak serius seperti penurunan produktivitas, peningkatan biaya perawatan kesehatan, hingga risiko kecacatan permanen. Oleh karena itu, ergonomi menjadi pendekatan yang sangat penting untuk mencegah WR-MSDs dalam bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Prinsip utama ergonomi adalah menyesuaikan pekerjaan dengan kemampuan fisik dan mental pekerja, bukan sebaliknya.
Prevalensi WR-MSDs pada tenaga kesehatan di Indonesia masih tinggi. Studi kami menunjukkan 93% residen bedah mengalami keluhan ringan hingga sedang, 41,2% dokter gigi di Sulawesi Utara mengeluhkan nyeri punggung bawah, dan 85% perawat unit gawat darurat mengalami gangguan ini. Faktor risiko meliputi faktor individu, pekerjaan, faktor fisik dan psikososial.
Patofisiologi WR-MSDs melibatkan mekanisme yang kompleks, termasuk ada biomarker seperti malondialdehida dan IL-6 untuk mendeteksi stres oksidatif dan inflamasi aktif. Pemahaman ini penting untuk mengembangkan strategi pencegahan MSD yang efektif melalui identifikasi dini.
Pendekatan ergonomi melibatkan analisis kemampuan pekerja dan desain lingkungan kerja yang sesuai untuk meminimalkan risiko WR-MSDs. Pengukuran ergonomi seperti REBA, RULA, OWAS, dll digunakan untuk menilai risiko untuk merancang intervensi.
Perancangan intervensi ergonomi mencakup:
Ergonomi Fisik: Desain tempat kerja, meja operasi, tempat tidur pasien dan peralatan medis lain yang ergonomis.
Ergonomi Kognitif melibatkan edukasi tentang postur kerja yang sehat dan pelatihan berbasis simulasi praktis ataupun online training.
Ergonomi Organisasi mencakup manajemen beban kerja, shift kerja, waktu istirahat dan penerapan kebijakan berbasis ergonomi.
Integrasi pendekatan ergonomi stage of change juga penting untuk menyesuaikan intervensi berdasarkan tahap kesiapan pekerja dalam perubahan perilaku.
Kesimpulan: Optimalisasi ergonomi merupakan langkah strategis untuk mencegah WR-MSDs. Tidak hanya mengurangi risiko gangguan ini, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup tenaga kesehatan dan produktivitas organisasi. Komitmen bersama dari semua pihak diperlukan untuk menciptakan sistem kerja yang sehat, aman, dan nyaman.